Pemergianmu
Ya Rasulullah...
Kau masih tersenyum mengubat lara
Selindung derita yang kau rasa
Senyuman yang mententeramkan
Setiap insan yang kebimbangan
Hakikatnya, tak tertanggung lagi derita
Di pangkuan isterimu Humaira?
Menunggu saat ketikanya
Diangkat rohmu bertemu Yang Esa
Tangan dicelup di bejana air
Kau sapu di muka mengurangkan pedih
Beralun zikir menutur kasih
Pada umat dan akhirat
Dan tibalah waktu ajal bertamu
Penuh ketenangan jiwamu berlalu
Linangan air mata syahdu
Iringi pemergianmu
Oh sukarnya untuk umat menerima
Bahkan payah untuk Umar mempercaya
Tetapi iman merelakan jua
Bahawa manusia ?kan mati akhirnya
Tak terlafaz kata mengungkap hiba
Gerhanalah seluruh semesta
Walaupun kau telah tiada
Bersemarak cintamu selamanya
Ya Rasulallah
Kau tinggalkan kami warisan yang abadi
Dan bersaksilah sesungguhnya
Kami merinduimu
Tuesday, December 29, 2009
Monday, December 28, 2009
Selipkan Sebaris Do'a untuk Palestina
Selipkan Sebaris Do'a untuk Palestina
Penulis : Muhammad Rizqon
Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsha tercinta
Kami akan berjuang
Demi kebangkitan Islam
Kami rela berkorban
Demi Islam yang Mulia
Untukmu Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu Al-Aqsha yang mulia
Kami kan terus bersamamu
Ya Rabbi, izinkanlah kami
Berjihad di Palestina-Mu
Ya Allah, masukkanlah kami
Tercatat sebagai syuhadaMu
(Palestina Tercinta, Nasyid Shoutul Harokah)
Kadang terbetik sebuah pertanyaan, kenapa orang Islam, ketika menunaikan ibadah haji, menangis ketika berdo'a di hadapan Ka'bah Masjidil Haram atau di hadapan mimbar Masjid Nabawi? Saya kemudian berkesimpulan, karena mereka tidak sekedar melihat Ka'bah atau mimbar itu sebagai benda mati. Mereka melihat rangkaian perjalanan panjang kehidupan yang menyertai keberadaan Baitullah dan Masjid Nabawi itu dan kisah-kisah panjang yang mempertemukan mereka.
Boleh jadi yang terbayang di pelupuk mata seseorang yang berdo'a menghadap Ka'bah adalah keagungan Allah SWT yang bercampur dengan kerendahan dirinya dan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Betapa ia merasa menanggung dosa yang begitu tinggi, sedang di hadapannya adalah Allah yang Maha Dahsyat Siksanya sekaligus Maha Pengampun. Betapa ia mengadukan segala kegundahan yang meliputi hidupnya, sedang di hadapannya adalah Allah yang Maha Menyempitkan sekaligus Maha Meluaskan kehidupan. Betapa ia merasa hina, sedangkan di hadapannya adalah Allah yang Maha Menghinakan sekaligus Maha Memuliakan. Kebimbangan di antara khauf dan raja', boleh jadi itulah yang mengahadirkan tangis dan derai air mata.
Demikian halnya ketika seseorang menghadap mimbar Nabi di masjid Nabawi. Boleh yang jadi yang terbayang dipelupuk mata adalah Nabi Muhammad SAW dengan segala keagungan akhlaknya. Ia merasa lemah dalam menanggung beban kehidupan, sedang di hadapannya adalah ingatan akan Muhammad SAW yang juga menanggung beban demikian berat dalam menegakkan risalahnya, namun ia tetap sabar, tabah, dan teguh dalam keimanannya. Beliau memberikan teladan terbaik dalam kehidupan manusia. Amat kasih terhadap kaum mukmin dan bersikap lembut terhadap orang-orang yang memusuhinya, sedang ia begitu jauh dari kemulian akhlak-akhlak Rasulullah SAW tersebut.
Demikian juga dengan Masjid Al-Aqsha, yang pernah menjadi kiblat pertama bagi kaum muslimin. Ia menjadi tempat tujuan Isra' Nabi SAW, dan menjadi titik tolak Mi'raj beliau ke Sidratul Muntaha. Namanya diabadikan dengan jelas di dalam Al-Qur'an yang menjadi pedoman hidup ummat Islam hingga akhir zaman. Pengabadian namanya adalah legalitas dari Rabb pemilik langit dan bumi ini, dan yang Maha Memelihara makhluk-makhluk di dalamnya. Adalah suatu hal yang wajar, jika ummat Islam sedunia memprotes atas upaya Zionis Israel yang selalu berusaha meruntuhkan salah satu dari tiga masjid suci ummat Islam itu, untuk diganti dengan kuil yang diklaim dulunya sebagai tempat bekas kuil mereka berdiri sebelum dihancurkan oleh tentara Romawi. Padahal keberadaan kuil itu tidak didukung oleh bukti historis, hanya mengikuti persangkaan mereka (mitos) belaka.
Jelas-jelas bahwa dalam Masjidil Al-Aqsha adalah masjid yang diakui oleh Allah yang juga menurunkan kitab taurat kepada mereka, tetapi mereka tidak mau mendengarnya. Mereka tetap melakukan penggalian-penggalian di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsha yang mengancam fondasi dan runtuhnya Masjid berkubah hijau/biru tua itu (bukan berkubah emas).
Masjid Al-Aqsha tidak hanya milik rakyat Palestina. Ia adalah milik ummat Islam seluruh dunia. Berjihad dengan harta dan jiwa untuk mengembalikan Palestina dari Zionis Israel dan membersihkan dari penjajah adalah wajib bagi seluruh muslim, baik dengan cara persuasif maupun politik. Namun pembebasan Palestina bukanlah perkara mudah, karena menuntut ummat Islam bersatu dan dengan kekuatan aqidahnya tidak membiarkan saudaranya terus dirundung malang.
Ingatan akan hal inilah yang kadang menjadikan seseorang tidak kuasa menahan tangis ketika mendengar ceramah tentang Al-Aqsha. Ia ingat akan kesuciannya, kekejaman zionis untuk melenyapkannya, dan kelemahan ummat untuk membebaskannya. Tangisan itu adalah ekspresi bentuk ketidakberdayaan dan kelemahan manusia di hadapan Allah SWT.
***
Siang itu, di Jum'at pertama dari bulan Ramadhan, saya mendengarkan penuturan khatib tentang kondisi terakhir yang dialami Masjid Al-Aqsha dan saudara-saudara kita di Palestina. Sungguh menggetarkan dada. Rakyat Palestina yang ingin bermunajat di sana, tidak diperbolehkan masuk melainkan yang sudah berusia di atas 45 tahun. Itu pun dengan pengawalan ketat tentara Zionis Israel. Mereka yang tidak diperkenankan masuk, terutama pemuda berusia 30-45 tahun, tentu akan sedih bercampur geram. Bagaimana mungkin Masjid yang Allah telah berikan otoritasnya bagi kaum muslimin, justru mereka dilarang untuk memasukinya.
Allah berfirman, "Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah, "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. 2 : 217).
Baik Masjidil Haram maupun Masjidil Aqsha, keduanya adalah masjid yang disucikan. Maka menembus barikade tentara Zionis yang menghalangi masuknya penduduk Palestina itu, bahkan jika dilakukan di bulan Ramadhan yang diharamkan berperang ini, diperkenankan oleh Allah. Hanya sayang, mereka tidak berdaya dan tidak memiliki kekuatan.
Khatib yang bertutur tentang kondisi Masjidil Aqsha itu, sungguh mampu mengingatkan kembali, khususnya pada diri ini, untuk tidak melupakan nasib Al-Aqsha yang terancam dan nasib saudara-saudara di Palestina yang selalu dirundung penderitaan. Tanpa melupakan kepedulian terhadap nasib penduduk negeri ini yang juga selalu dirundung duka, kepedulian terhadap mereka di Palestina adalah prioritas, meski secara lokal kita bisa melakukan upaya persuasif dan diplomasi politik. Di akhir khutbah, saya tidak kuasa membendung linangan air mata ketika sang khatib memanjatkan bait-bait do'a untuk keselamatan Al-Aqsha dan mujahidin di sana.
Saya tidak cuma menangisi kemuliaan Al-Aqsha yang terinjak-injak, wanita dan anak-anak Palestina yang meradang, dan para pemuda yang terbunuh tanpa perlawanan. Saya juga menangisi diri ini yang kadang terlalu memikirkan diri sendiri dan keluarga, tanpa mau berpikir untuk saudara-saudara di belahan dunia sana yang dihimpit derita. Betapa diri ini selalu lupa untuk menyisihkan sebagian dana, sekecil apa pun, untuk disumbangkan kepada mujahidin Palestina yang menjadi garda terdepan pembelaan terhadap Al-Aqsha.
Betapa diri ini kadang mengeyampingkan masalah Al-Aqsha dengan alasan masih banyak carut-marut yang melanda negeri ini yang perlu diperhatikan. Padahal eksistensi dan nasib ummat Islam secara keseluruhan di muka bumi, ditentukan oleh perlawanan yang berlangsung di sana. Bukankah dengan bisa dihancurkannya Masjidil Aqsha, bisa juga dihancurkan masjid suci lainnya? Jika masjid suci yang mampu membangkitkan semangat juang kaum muslimin itu sudah dihancurkan, maka kaum muslimin menjadi laksana jasad tanpa ruh. Kapan saja bisa dibantai oleh musuh-musuh Islam.
Saya mengajak kaum muslimin untuk menyelipkan do'a pada setiap do'a yang kita panjatkan. ketika habis shalat fardhu, ketika bermunajat di sepertiga malam, atau kapan pun, untuk keselamatan penduduk dan mujahidin di Palestina. Cukup dengan sebaris do'a, "Allahummanshur ikhwana al-mujahidiina fii Filistin (Ya Allah, tolonglah saudara kami mujahidin di Palestina)."
Bagi saya yang imannya masih lemah ini, hanya sebaris do'a itulah yang bisa saya persembahkan. Namun tidak tertutup kemungkinan, jika do'a itu terpanjat oleh jutaan ummat Islam di seluruh dunia, dengan diiringi istighfar, hamdallah, dan shalawat Nabi, Insya Allah, Allah berkenan memberikan pertolongan untuk keselamatan Al-Aqsha yang mulia.
Wallahu a'lam bishshawab.
http://kotasantri.com/pelangi/refleksi/2009/02/05/selipkan-sebaris-doa-untuk-palestina
Penulis : Muhammad Rizqon
Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsha tercinta
Kami akan berjuang
Demi kebangkitan Islam
Kami rela berkorban
Demi Islam yang Mulia
Untukmu Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu Al-Aqsha yang mulia
Kami kan terus bersamamu
Ya Rabbi, izinkanlah kami
Berjihad di Palestina-Mu
Ya Allah, masukkanlah kami
Tercatat sebagai syuhadaMu
(Palestina Tercinta, Nasyid Shoutul Harokah)
Kadang terbetik sebuah pertanyaan, kenapa orang Islam, ketika menunaikan ibadah haji, menangis ketika berdo'a di hadapan Ka'bah Masjidil Haram atau di hadapan mimbar Masjid Nabawi? Saya kemudian berkesimpulan, karena mereka tidak sekedar melihat Ka'bah atau mimbar itu sebagai benda mati. Mereka melihat rangkaian perjalanan panjang kehidupan yang menyertai keberadaan Baitullah dan Masjid Nabawi itu dan kisah-kisah panjang yang mempertemukan mereka.
Boleh jadi yang terbayang di pelupuk mata seseorang yang berdo'a menghadap Ka'bah adalah keagungan Allah SWT yang bercampur dengan kerendahan dirinya dan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Betapa ia merasa menanggung dosa yang begitu tinggi, sedang di hadapannya adalah Allah yang Maha Dahsyat Siksanya sekaligus Maha Pengampun. Betapa ia mengadukan segala kegundahan yang meliputi hidupnya, sedang di hadapannya adalah Allah yang Maha Menyempitkan sekaligus Maha Meluaskan kehidupan. Betapa ia merasa hina, sedangkan di hadapannya adalah Allah yang Maha Menghinakan sekaligus Maha Memuliakan. Kebimbangan di antara khauf dan raja', boleh jadi itulah yang mengahadirkan tangis dan derai air mata.
Demikian halnya ketika seseorang menghadap mimbar Nabi di masjid Nabawi. Boleh yang jadi yang terbayang dipelupuk mata adalah Nabi Muhammad SAW dengan segala keagungan akhlaknya. Ia merasa lemah dalam menanggung beban kehidupan, sedang di hadapannya adalah ingatan akan Muhammad SAW yang juga menanggung beban demikian berat dalam menegakkan risalahnya, namun ia tetap sabar, tabah, dan teguh dalam keimanannya. Beliau memberikan teladan terbaik dalam kehidupan manusia. Amat kasih terhadap kaum mukmin dan bersikap lembut terhadap orang-orang yang memusuhinya, sedang ia begitu jauh dari kemulian akhlak-akhlak Rasulullah SAW tersebut.
Demikian juga dengan Masjid Al-Aqsha, yang pernah menjadi kiblat pertama bagi kaum muslimin. Ia menjadi tempat tujuan Isra' Nabi SAW, dan menjadi titik tolak Mi'raj beliau ke Sidratul Muntaha. Namanya diabadikan dengan jelas di dalam Al-Qur'an yang menjadi pedoman hidup ummat Islam hingga akhir zaman. Pengabadian namanya adalah legalitas dari Rabb pemilik langit dan bumi ini, dan yang Maha Memelihara makhluk-makhluk di dalamnya. Adalah suatu hal yang wajar, jika ummat Islam sedunia memprotes atas upaya Zionis Israel yang selalu berusaha meruntuhkan salah satu dari tiga masjid suci ummat Islam itu, untuk diganti dengan kuil yang diklaim dulunya sebagai tempat bekas kuil mereka berdiri sebelum dihancurkan oleh tentara Romawi. Padahal keberadaan kuil itu tidak didukung oleh bukti historis, hanya mengikuti persangkaan mereka (mitos) belaka.
Jelas-jelas bahwa dalam Masjidil Al-Aqsha adalah masjid yang diakui oleh Allah yang juga menurunkan kitab taurat kepada mereka, tetapi mereka tidak mau mendengarnya. Mereka tetap melakukan penggalian-penggalian di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsha yang mengancam fondasi dan runtuhnya Masjid berkubah hijau/biru tua itu (bukan berkubah emas).
Masjid Al-Aqsha tidak hanya milik rakyat Palestina. Ia adalah milik ummat Islam seluruh dunia. Berjihad dengan harta dan jiwa untuk mengembalikan Palestina dari Zionis Israel dan membersihkan dari penjajah adalah wajib bagi seluruh muslim, baik dengan cara persuasif maupun politik. Namun pembebasan Palestina bukanlah perkara mudah, karena menuntut ummat Islam bersatu dan dengan kekuatan aqidahnya tidak membiarkan saudaranya terus dirundung malang.
Ingatan akan hal inilah yang kadang menjadikan seseorang tidak kuasa menahan tangis ketika mendengar ceramah tentang Al-Aqsha. Ia ingat akan kesuciannya, kekejaman zionis untuk melenyapkannya, dan kelemahan ummat untuk membebaskannya. Tangisan itu adalah ekspresi bentuk ketidakberdayaan dan kelemahan manusia di hadapan Allah SWT.
***
Siang itu, di Jum'at pertama dari bulan Ramadhan, saya mendengarkan penuturan khatib tentang kondisi terakhir yang dialami Masjid Al-Aqsha dan saudara-saudara kita di Palestina. Sungguh menggetarkan dada. Rakyat Palestina yang ingin bermunajat di sana, tidak diperbolehkan masuk melainkan yang sudah berusia di atas 45 tahun. Itu pun dengan pengawalan ketat tentara Zionis Israel. Mereka yang tidak diperkenankan masuk, terutama pemuda berusia 30-45 tahun, tentu akan sedih bercampur geram. Bagaimana mungkin Masjid yang Allah telah berikan otoritasnya bagi kaum muslimin, justru mereka dilarang untuk memasukinya.
Allah berfirman, "Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah, "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. 2 : 217).
Baik Masjidil Haram maupun Masjidil Aqsha, keduanya adalah masjid yang disucikan. Maka menembus barikade tentara Zionis yang menghalangi masuknya penduduk Palestina itu, bahkan jika dilakukan di bulan Ramadhan yang diharamkan berperang ini, diperkenankan oleh Allah. Hanya sayang, mereka tidak berdaya dan tidak memiliki kekuatan.
Khatib yang bertutur tentang kondisi Masjidil Aqsha itu, sungguh mampu mengingatkan kembali, khususnya pada diri ini, untuk tidak melupakan nasib Al-Aqsha yang terancam dan nasib saudara-saudara di Palestina yang selalu dirundung penderitaan. Tanpa melupakan kepedulian terhadap nasib penduduk negeri ini yang juga selalu dirundung duka, kepedulian terhadap mereka di Palestina adalah prioritas, meski secara lokal kita bisa melakukan upaya persuasif dan diplomasi politik. Di akhir khutbah, saya tidak kuasa membendung linangan air mata ketika sang khatib memanjatkan bait-bait do'a untuk keselamatan Al-Aqsha dan mujahidin di sana.
Saya tidak cuma menangisi kemuliaan Al-Aqsha yang terinjak-injak, wanita dan anak-anak Palestina yang meradang, dan para pemuda yang terbunuh tanpa perlawanan. Saya juga menangisi diri ini yang kadang terlalu memikirkan diri sendiri dan keluarga, tanpa mau berpikir untuk saudara-saudara di belahan dunia sana yang dihimpit derita. Betapa diri ini selalu lupa untuk menyisihkan sebagian dana, sekecil apa pun, untuk disumbangkan kepada mujahidin Palestina yang menjadi garda terdepan pembelaan terhadap Al-Aqsha.
Betapa diri ini kadang mengeyampingkan masalah Al-Aqsha dengan alasan masih banyak carut-marut yang melanda negeri ini yang perlu diperhatikan. Padahal eksistensi dan nasib ummat Islam secara keseluruhan di muka bumi, ditentukan oleh perlawanan yang berlangsung di sana. Bukankah dengan bisa dihancurkannya Masjidil Aqsha, bisa juga dihancurkan masjid suci lainnya? Jika masjid suci yang mampu membangkitkan semangat juang kaum muslimin itu sudah dihancurkan, maka kaum muslimin menjadi laksana jasad tanpa ruh. Kapan saja bisa dibantai oleh musuh-musuh Islam.
Saya mengajak kaum muslimin untuk menyelipkan do'a pada setiap do'a yang kita panjatkan. ketika habis shalat fardhu, ketika bermunajat di sepertiga malam, atau kapan pun, untuk keselamatan penduduk dan mujahidin di Palestina. Cukup dengan sebaris do'a, "Allahummanshur ikhwana al-mujahidiina fii Filistin (Ya Allah, tolonglah saudara kami mujahidin di Palestina)."
Bagi saya yang imannya masih lemah ini, hanya sebaris do'a itulah yang bisa saya persembahkan. Namun tidak tertutup kemungkinan, jika do'a itu terpanjat oleh jutaan ummat Islam di seluruh dunia, dengan diiringi istighfar, hamdallah, dan shalawat Nabi, Insya Allah, Allah berkenan memberikan pertolongan untuk keselamatan Al-Aqsha yang mulia.
Wallahu a'lam bishshawab.
http://kotasantri.com/pelangi/refleksi/2009/02/05/selipkan-sebaris-doa-untuk-palestina
Tuesday, December 22, 2009
Lelaki diakhir zaman ini (Satu Luahan)
Lelaki diakhir zaman ini
Kuberfikir..
Lelaki diakhir zaman ini
Payah untuk kutemui
Yang benar-benar sibuk
dengan urusan baiki diri
Yang ada kini hanya
Sibuk dengan urusan mengumpul dunia
Walau diketahui dunia ini hanya penuh tipu daya
Keberfikir..
Lelaki diakhir zaman ini
Susah untuk kutemui
Yang benar-benar takut pada Ilahi
Sentiasa mendambakan kasih Ilahi
Yang ada hanya mengharapkan kasih insani
Yang melalaikan orang dan diri sendiri
Kuberfikir..
Lelaki diakhir zaman ini
Sukar untuk kutemui
Ahli profesional yang bertaqwa
Yang benar-benar meletakkan Islam dijiwa
Menggunakan profesionnya sebagai matlamat keakhirat sana
Yang ada hanya ahli profesional yang lalai dan leka
Yang hidupnya lebih berat dari barat
Ibadah dan amal terasa amat berat
Kuberfikir..
Lelaki diakhir zaman ini
Payah untuk kutemui
Yang sentiasa bergelumang dengan majlis ilmu yang bermanfaat
Yang sanggup bersusah dan penat
Dalam mengejar dan memahami ilmu yang berkat
Yang ada kini hanyalah berbangga dengan ijazah yang ada
Tapi ilmu fardhu ainnya kosong belaka
Kuberfikir..
Lelaki diakhir zaman ini
Susah untuk kutemui
Yang suka berbincang tentang ilmu akhirat
Syahid yang sentiasa menjadi matlamat
Mensyiarkan Islam dan menjunjung syariat
Yang ada cuma menghidupkan sunnah barat
Dan melupakan kehidupan akhirat
Kuberfikir..
Lelaki diakhir zaman ini
Sukar untuk kutemui
Yang sentiasa bermunajat dan berzikir
Sentiasa bertafakkur dan berfikir
Sunnah Rasulullah cuba dipahat dan diukir
Namun kutetap berfikir..
pasti masih ada lagi
Lelaki diakhir zaman ini
Seperti yang kufikir..
Semoga m'beri manfaat pada sahabat muslimin termasuk diri sy sendiri...
COPYRIGHT DARI BLOG KENGKAWAN .. UNTUK SANTAPAN MINDA
Kuberfikir..
Lelaki diakhir zaman ini
Payah untuk kutemui
Yang benar-benar sibuk
dengan urusan baiki diri
Yang ada kini hanya
Sibuk dengan urusan mengumpul dunia
Walau diketahui dunia ini hanya penuh tipu daya
Keberfikir..
Lelaki diakhir zaman ini
Susah untuk kutemui
Yang benar-benar takut pada Ilahi
Sentiasa mendambakan kasih Ilahi
Yang ada hanya mengharapkan kasih insani
Yang melalaikan orang dan diri sendiri
Kuberfikir..
Lelaki diakhir zaman ini
Sukar untuk kutemui
Ahli profesional yang bertaqwa
Yang benar-benar meletakkan Islam dijiwa
Menggunakan profesionnya sebagai matlamat keakhirat sana
Yang ada hanya ahli profesional yang lalai dan leka
Yang hidupnya lebih berat dari barat
Ibadah dan amal terasa amat berat
Kuberfikir..
Lelaki diakhir zaman ini
Payah untuk kutemui
Yang sentiasa bergelumang dengan majlis ilmu yang bermanfaat
Yang sanggup bersusah dan penat
Dalam mengejar dan memahami ilmu yang berkat
Yang ada kini hanyalah berbangga dengan ijazah yang ada
Tapi ilmu fardhu ainnya kosong belaka
Kuberfikir..
Lelaki diakhir zaman ini
Susah untuk kutemui
Yang suka berbincang tentang ilmu akhirat
Syahid yang sentiasa menjadi matlamat
Mensyiarkan Islam dan menjunjung syariat
Yang ada cuma menghidupkan sunnah barat
Dan melupakan kehidupan akhirat
Kuberfikir..
Lelaki diakhir zaman ini
Sukar untuk kutemui
Yang sentiasa bermunajat dan berzikir
Sentiasa bertafakkur dan berfikir
Sunnah Rasulullah cuba dipahat dan diukir
Namun kutetap berfikir..
pasti masih ada lagi
Lelaki diakhir zaman ini
Seperti yang kufikir..
Semoga m'beri manfaat pada sahabat muslimin termasuk diri sy sendiri...
COPYRIGHT DARI BLOG KENGKAWAN .. UNTUK SANTAPAN MINDA
Mata lelaki (luahan dr lelaki&pesanan bt muslimah)
Mata lelaki
Malam pasangannya siang,
Jaga pasangannya tidur,
Rajin pasangannya malas,
Dan lelaki pasangannya perempuan.
Kerana perempuan adalah
pasangan kepada lelaki,
maka Allah telah menciptakan bentuk badan wanita
itu dapat memikat hati lelaki.
Bila berkata tentang terpikat,
maka ia ada hubung kait dengan nafsu.
Jika ia ada hubungkait dengan nafsu,
ianya ada hubungan pula dengan bisikan syaitan.
Jadi untuk mengawal nafsu, mestilah dikawal dengan iman.
Untuk mendapatkan iman mesti menurut perintah
Allah dan RasulNya dan menjauhi laranganNya.
Pada mata lelaki, perempuan ini adalah simbol.
Simbol apa, semua orang tahu.
Orang lelaki mempunyai imaginasi yang nakal jika
tidak dikawal dengan iman.
Maka mata lelaki ini selalu menjalar
apabila terlihat seorang perempuan.
Setiap bentuk badan seorang perempuan boleh dihayati oleh seorang lelaki
dengan berbagai-bagai tafsiran nakal nafsu.
Apabila seorang lelaki terlihat seorang perempuan, maka perkara pertama yang akan
dilihatnya ialah rambut wanita berkenaan.
Maka akan ditafsirlah berbagai2 cara oleh seorang lelaki akan rambut wanita berkenaan. Oleh kerana itulah wanita wajib menutup rambutnya.
Apabila rambut wanita itu telah ditutup, maka mata lelaki itu akan turun ke bawah melihat bentuk lehernya, maka wajiblah wanita itu menutup lehernya.
Maka mata lelaki itu akan turun lagi melihat bentuk payu daranya,
maka wanita itu berkewajipanlah menutup bentuk payu daranya dengan melabuhkan tudungnya.
Setelah itu mata lelaki akan turun lagi melihat bentuk ramping pinggangnya,
maka labuhkanlah pakaian supaya tidak ternampak bentuk pinggangnya,
maka mata lelaki itu akan melihat pula akan bentuk punggungnya,
maka wajiblah wanita itu membesarkan pakaiannya agar bentuk punggung tidak kelihatan, dan lelaki itu akan pula melihat bentuk pehanya,
maka janganlah sesekali wanita itu memakai kain yang agak ketat sehingga terlihat bentuk pehanya walau sedikit,
maka akan dilihat lagi oleh lelaki itu akan
bentuk kakinya pula,
maka janganlah wanita itu berseluar, kerana
terus-terang pihak lelaki bercakap,
walau muslimah itu bertudung labuh, berbaju labuh,
jika beliau memakai seluar,walau nampak besar sedikit,
nafsu kami lelaki akan terusik secara sepontan,
entah tak tahu Kenapa?
Mata lelaki ini nakal, setelah tidak ternampak akan bentuk kakinya,
maka akan dilihatlah pula akan mata lelaki itu kepada kakinya,
maka wajiblah wanita itu untuk menolong lelaki itu tidak berdosa,
menutup kakinya dengan melabuhkan kain,
atau memakai stokinyg warnanya jangan sesekali berwarna kulit perempuan,
maka mata lelaki ini akan kembali ke atas,
akan melihat pula bentuk tangan wanita itu,
maka tolonglah wahai muslimah,
agar melabuhkan tudung menutupi bentuk tangannya yang indah pada pandangan lelaki.
Maka wahai lelaki,
janganlah pula kamu melihat mukanya,
kerana ia akan menimbulkan fitnah,
kecuali jika kamu wahai lelaki, ingin meminangnya.
Jika wanita itu cukup soleh,
takut mukanya yang cantik akan menimbulkan fitnah,
maka berpurdahlah kamu,
jika itu lebih baik untuk kamu.
Tetapi mata lelaki ini ada satu lagi jenis penyakit,
iaitu mata lelaki itu akan tertangkap dengan sepontan jika
ia terlihat warna yang menyerlah atau terang
jika ianya berada pada perempuan.
Maka oleh itu wahai perempuan,
tolonglah jangan memakai pakaian yang warnanya terang-terangan
sangat.
Jika hendak pakai pun,
pakailah untuk suami.
Itulah wahai muslimah,
jika anda semua ingin tahu apakah dia mata lelaki itu,
dan perlu diingatkan,
jika semua aurat telah ditutup,
jangan anggap tugas kita telah selesai,
perlulah pula kita menjaga kehormatan diri masing2,
jangan keluar seorang2,
keluarlah dengan mahram,
atau keluarlah sekurang2nya 3 wanita agar
tidak diganggu gangguan luar,
mata lelaki pula janganlah menjalar langsung kepada muslimah,
walau muslimah itu telah menutup aurat,
insyaAllah selamat dunia akhirat.
Seperti firman Allah,"Dan tundukkanlah pandanganmu
dan jagalah kemaluanmu".
Dunia sekarang telah banyak yang cacat celanya,
sehingga ketaraf seseorang yang memakai tudung masih beliau tidak menutup aurat,
dan pada kaum lelaki,
mata kamu itu wajib untuk tidak mencuri2 melihat wanita muslimah,
kerana ia dilarangi oleh Allah SWT.
Ingat-ingatkanlah wahai muslimin muslimat.
Sekilau-kilau berlian paling menarik untuk dicuri..
Seindah-indah ciptaan adalah yang paling sukar untuk dijaga...
wasalam......................
COPYRIGHT DARI BLOG KENGKAWAN .. UNTUK SANTAPAN MINDA
Malam pasangannya siang,
Jaga pasangannya tidur,
Rajin pasangannya malas,
Dan lelaki pasangannya perempuan.
Kerana perempuan adalah
pasangan kepada lelaki,
maka Allah telah menciptakan bentuk badan wanita
itu dapat memikat hati lelaki.
Bila berkata tentang terpikat,
maka ia ada hubung kait dengan nafsu.
Jika ia ada hubungkait dengan nafsu,
ianya ada hubungan pula dengan bisikan syaitan.
Jadi untuk mengawal nafsu, mestilah dikawal dengan iman.
Untuk mendapatkan iman mesti menurut perintah
Allah dan RasulNya dan menjauhi laranganNya.
Pada mata lelaki, perempuan ini adalah simbol.
Simbol apa, semua orang tahu.
Orang lelaki mempunyai imaginasi yang nakal jika
tidak dikawal dengan iman.
Maka mata lelaki ini selalu menjalar
apabila terlihat seorang perempuan.
Setiap bentuk badan seorang perempuan boleh dihayati oleh seorang lelaki
dengan berbagai-bagai tafsiran nakal nafsu.
Apabila seorang lelaki terlihat seorang perempuan, maka perkara pertama yang akan
dilihatnya ialah rambut wanita berkenaan.
Maka akan ditafsirlah berbagai2 cara oleh seorang lelaki akan rambut wanita berkenaan. Oleh kerana itulah wanita wajib menutup rambutnya.
Apabila rambut wanita itu telah ditutup, maka mata lelaki itu akan turun ke bawah melihat bentuk lehernya, maka wajiblah wanita itu menutup lehernya.
Maka mata lelaki itu akan turun lagi melihat bentuk payu daranya,
maka wanita itu berkewajipanlah menutup bentuk payu daranya dengan melabuhkan tudungnya.
Setelah itu mata lelaki akan turun lagi melihat bentuk ramping pinggangnya,
maka labuhkanlah pakaian supaya tidak ternampak bentuk pinggangnya,
maka mata lelaki itu akan melihat pula akan bentuk punggungnya,
maka wajiblah wanita itu membesarkan pakaiannya agar bentuk punggung tidak kelihatan, dan lelaki itu akan pula melihat bentuk pehanya,
maka janganlah sesekali wanita itu memakai kain yang agak ketat sehingga terlihat bentuk pehanya walau sedikit,
maka akan dilihat lagi oleh lelaki itu akan
bentuk kakinya pula,
maka janganlah wanita itu berseluar, kerana
terus-terang pihak lelaki bercakap,
walau muslimah itu bertudung labuh, berbaju labuh,
jika beliau memakai seluar,walau nampak besar sedikit,
nafsu kami lelaki akan terusik secara sepontan,
entah tak tahu Kenapa?
Mata lelaki ini nakal, setelah tidak ternampak akan bentuk kakinya,
maka akan dilihatlah pula akan mata lelaki itu kepada kakinya,
maka wajiblah wanita itu untuk menolong lelaki itu tidak berdosa,
menutup kakinya dengan melabuhkan kain,
atau memakai stokinyg warnanya jangan sesekali berwarna kulit perempuan,
maka mata lelaki ini akan kembali ke atas,
akan melihat pula bentuk tangan wanita itu,
maka tolonglah wahai muslimah,
agar melabuhkan tudung menutupi bentuk tangannya yang indah pada pandangan lelaki.
Maka wahai lelaki,
janganlah pula kamu melihat mukanya,
kerana ia akan menimbulkan fitnah,
kecuali jika kamu wahai lelaki, ingin meminangnya.
Jika wanita itu cukup soleh,
takut mukanya yang cantik akan menimbulkan fitnah,
maka berpurdahlah kamu,
jika itu lebih baik untuk kamu.
Tetapi mata lelaki ini ada satu lagi jenis penyakit,
iaitu mata lelaki itu akan tertangkap dengan sepontan jika
ia terlihat warna yang menyerlah atau terang
jika ianya berada pada perempuan.
Maka oleh itu wahai perempuan,
tolonglah jangan memakai pakaian yang warnanya terang-terangan
sangat.
Jika hendak pakai pun,
pakailah untuk suami.
Itulah wahai muslimah,
jika anda semua ingin tahu apakah dia mata lelaki itu,
dan perlu diingatkan,
jika semua aurat telah ditutup,
jangan anggap tugas kita telah selesai,
perlulah pula kita menjaga kehormatan diri masing2,
jangan keluar seorang2,
keluarlah dengan mahram,
atau keluarlah sekurang2nya 3 wanita agar
tidak diganggu gangguan luar,
mata lelaki pula janganlah menjalar langsung kepada muslimah,
walau muslimah itu telah menutup aurat,
insyaAllah selamat dunia akhirat.
Seperti firman Allah,"Dan tundukkanlah pandanganmu
dan jagalah kemaluanmu".
Dunia sekarang telah banyak yang cacat celanya,
sehingga ketaraf seseorang yang memakai tudung masih beliau tidak menutup aurat,
dan pada kaum lelaki,
mata kamu itu wajib untuk tidak mencuri2 melihat wanita muslimah,
kerana ia dilarangi oleh Allah SWT.
Ingat-ingatkanlah wahai muslimin muslimat.
Sekilau-kilau berlian paling menarik untuk dicuri..
Seindah-indah ciptaan adalah yang paling sukar untuk dijaga...
wasalam......................
COPYRIGHT DARI BLOG KENGKAWAN .. UNTUK SANTAPAN MINDA
Pesanan Untuk Lelaki
Pesanan Untuk Lelaki
'Jangan engkau kahwini wanita yang enam, jangan yang ananah, yang mananah,dan yang hananah,dan jangan engkau kahwini yang hadaqah, yang baraqah dan yang syadaqah'
1.wanita Ananah banyak mengeluh dan mengadu, dan tiap saat memperalatkan sakit atau buat-buat sakit.
2.wanita Mananah suka membangkit-bangkit terhadap suami. wanita ini menyatakan 'aku membuat itu keranamu'.
3.wanita Hananah menyatakan kasih sayangnya kepada suaminya yang lain, yang dikahwininya sebelum ini atau kepada anaknya dari suami yang lain.
4.wanita Hadaqah melemparkan pandangan dan matanya pada tiap sesuatu, lalu menyatakan keinginannya utk memiliki barang itu dan memaksa suaminya untuk membelinya.
5.wanita Baraqah ada 2 makna, pertama yang sepanjang hari mengilatkan dan menghias mukanya, kedua dia marah ketika makan dan tidak mahu makan kecuali sendirian dan diasingkannya bahagianya.
6.wanita Syadaqah banyak cakap, tidak menentu lagi bising.
---Dicatat oleh Imam Al-Ghazalli
semoga sahabat muslimah dijauhkan daripada kumpulan2 ini..
nauzubillah..
COPYRIGHT DARI BLOG KENGKAWAN .. UNTUK SANTAPAN MINDA
'Jangan engkau kahwini wanita yang enam, jangan yang ananah, yang mananah,dan yang hananah,dan jangan engkau kahwini yang hadaqah, yang baraqah dan yang syadaqah'
1.wanita Ananah banyak mengeluh dan mengadu, dan tiap saat memperalatkan sakit atau buat-buat sakit.
2.wanita Mananah suka membangkit-bangkit terhadap suami. wanita ini menyatakan 'aku membuat itu keranamu'.
3.wanita Hananah menyatakan kasih sayangnya kepada suaminya yang lain, yang dikahwininya sebelum ini atau kepada anaknya dari suami yang lain.
4.wanita Hadaqah melemparkan pandangan dan matanya pada tiap sesuatu, lalu menyatakan keinginannya utk memiliki barang itu dan memaksa suaminya untuk membelinya.
5.wanita Baraqah ada 2 makna, pertama yang sepanjang hari mengilatkan dan menghias mukanya, kedua dia marah ketika makan dan tidak mahu makan kecuali sendirian dan diasingkannya bahagianya.
6.wanita Syadaqah banyak cakap, tidak menentu lagi bising.
---Dicatat oleh Imam Al-Ghazalli
semoga sahabat muslimah dijauhkan daripada kumpulan2 ini..
nauzubillah..
COPYRIGHT DARI BLOG KENGKAWAN .. UNTUK SANTAPAN MINDA
Subscribe to:
Posts (Atom)